AntiLiberalNews – Penganut agama Syiah Imamiyah Itsna Asy’ariyyah / Ja’fariyah Timur Tengah digemparkan oleh TV Wesal Arab Saudi, yang pada Selasa (18/3) menyajikan salah satu acara “terpanas” yang pasti membuat kuping kaum syiah dan para ulama mereka memerah. Demikian Kabar Dunia Islam melansir.
Pasalnya, tamu dalam acara tersebut adalah salah seorang mantan Ayatullah Syiah, Ulama Hadits, Fiqh dan Ushul agama Syiah sekaligus sebagai Marja’ (Ulama rujukan tertinggi) dalam komunitas Syiah, yang kini berwajah sebagai seorang Ulama Muslim yang sangat handal. Pada acara tersebut ia muncul untuk pertama kalinya secara resmi sebagai seorang Ulama Muslim, setelah sebelumnya ia kerap muncul sebagai Ulama Syiah lengkap dengan sorban khas agama tersebut.
Ini merupakan taqdir yang sangat luar biasa, sebab seorang Marja’ dalam agama Syiah adalah Ulama tingkat tertinggi, semua Fatwa dan ucapannya diamalkan laksana Wahyu ,dan tak perlu ditanya tentang dalil dari semua Fatwanya. Derajat Marja’ ini, lebih tinggi dari derajat keulamaan lainnya dalam agama Syiah, hatta derajat Ulama Mujtahid Muthlaq ataupun Presiden.
Baca
artikel selengkapnya di PERISTIWA KARBALA
tafhadol
Dulu saat menjadi Marja’, uang jutaan dolar dari hasil “khumus” (baca : uang haram) akan memenuhi rekening banknya di Swiss, Jerman, Prancis atau negara-negara Eropa lainnya. Sebab semua uangkhumus-nya kaum Syiah, penempatannya diatur oleh seorang Marja’ sebebasnya.
Dengan segala kekayaan dan tingginya derajat keulamaan ini, ternyata mantan marja’ Syiah ini, Syaikh Al’Allaamah Abu ‘Ali Husain al-Muayyid Hafidzhahullah, meninggalkan pangkat tersebut dan lebih memilih untuk menyelamatkan Aqidahnya. Baginya pangkat, harta dan kedudukan tinggi tidak berarti jika Aqidah atau keyakinannya tidak memiliki dasar dan pondasi yang benar dan absah. Inilah sebabnya, ia “melarikan diri” dari semua harta dan pangkat dunia yang semu tersebut demi meraih cahaya Iman dalam bingkai Dienul Islam.
Tidak tanggung-tanggung, ia rela meninggalkan semua kerabat maupun orangtuanya yang merupakan salah satu pemuka Syiah dari keturunan marga al-Kaadzhimiyah (marga tertinggi Syiah), demikian juga semua anak dan istrinya. Beliau meninggalkan mereka sebab mereka semua tidak menyetujui berpindahnya beliau untuk masuk Islam.
Ibu beliau merupakan anak salah satu Marja’ Syiah, Ayatullah Sayyid Hassan Shadar. Sedangkan istrinya adalah saudari dari Da’i kondang Syiah , Ammar al-Hakim.
Ketika istrinya mengetahui beliau telah masuk Islam, ia meminta cerai dan berkata pada beliau, “Saya tidak akan pernah rela hidup menjadi istri seorang suami yang mendoakan keridhaan terhadap Aisyah”,
Mendengar itu, beliau menjawab ; “Demikian juga aku, tidak mungkin bisa hidup dengan seorang istri yang selalu saja mencaci maki ibundaku, Aisyah Radhiyallaahu’anha”.
Selasa (18/3) malam di Wesal TV, beliau mengisahkan perjalanan hidupnya dari kecil, sewaktu menuntut ilmu di Hawzah Nejf dan Qum, hingga menjadi ulama rujukan (Marja’) Syiah di Iran dan Iraq secara khusus, dan di dunia secara umum.
Ket. Foto :
– Foto dengan jubah hitam dan serban hitam ; sewaktu beliau masih menjabat sebagai Ayatullah Syiah.
– Foto dengan jubah putih dan ghutrah ; setelah beliau bertaubat dan kembali masuk Islam
Red : Wijat
Post A Comment:
0 comments: