AntiLiberalNews – Sebuah dokumen yang bocor ungkapkan sebuah “kemesraan di balik layar” antara Zionis Israel dan Syiah Libanon. Dokumen tersebut membeberkan bahwa Hizbullat, sebuah kelompok milisi Syiah asal Libanon, telah memberikan jaminan keamanan bagi Israel di wilayah perbatasan negara mereka.
Hasan Nasrullat, pemimpin Hizbullat, telah mengirim “pesan tak langsung” kepada Israel tahun lalu yang mengatakan bahwa perbatasan bagian selatan negaranya merupakan “tempat teraman di dunia”, harian Asharq al-Awsat melaporkan pada Rabu (19/3) dan dilansir oleh Zaman Alwasl.
Harian tersebut memuat bocoran dokumen yang mereka dapatkan, berisi transkrip penuh dan mendetail dari pertemuan antara Deputi Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mukdad, dengan sesama Deputi Menlu asal Rusia, Mikhail Bogdanov, pada tanggal 23 Mei 2013.
Berdasarkan dokumen bocor itu, Bogdanov menyampaikan pesan dari Nasrullat kepada Israel dalam pertemuan tersebut.
Saat itu, sang pejabat Rusia mengatakan kepada Menlu Suriah bahwa ia telah melakukan pertemuan selama tiga jam dengan Nasrullat di ibukota Libanon, Beirut.
“Anda dapat mengatakan kepada Israel bahwa perbatasan bagian selatan Libanon merupakan ‘tempat teraman di dunia’ karena perhatian kita semua tengah tertuju pada peperangan di Suriah,” kata Bogdanov kepada Mukdad, menyampaikan apa yang dikatakan Nasrullat kepadanya.
Bogdanov menambahkan bahwa Hizbullat “Tidak punya keinginan untuk mengambil tindakan apapun terhadap Israel.”
Baca
artikel selengkapnya di PERISTIWA KARBALA
tafhadol
Dalam pertemuan tersebut, Mukdad menekankan bahwa Rezim Syiah Nusyairiyah Bashar al-Assad harus tetap berkuasa di Suriah.
“Presiden Assad… telah menjadi kebutuhan dasar dan tanpanya tak akan ada Suriah… dan tentara Suriah akan berubah menjadi geng ‘teroris’ dan faksi-faksi yang terpecah-belah,” tutur Mukdad.
Diungkapkan dalam buku ‘Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam’ karya Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi dan ‘Pengkhianatan-Pengkhianatan Syiah’ karya DR. Imad Ali Abdus Sami’, bahwa selama ini umat Syiah kerap membangun opini bahwa Iran dan Hizbullat Libanon merupakan garda terdepan dalam memerangi Amerika dan Zionis. Tapi pada kenyataannya, tidak ada sama sekali tindakan berbahaya dari Iran atau Hizbullat terhadap Amerika maupun Israel. Iran dan Hizbullat pun tidak berniat sama sekali untuk menyerang Israel dan Amerika.
Ambil contoh invasi AS ke Irak pada tahun 2003 silam; dimana Iran yang berbatasan langsung dengan Irak tidak mengirim satu pun rudal, jet tempur atau tentara untuk membantu rakyat sipil Irak untuk melawan balik AS.
Atau terungkapnya fakta bahwa perlawanan milisi Hizbullat terhadap Israel yang menjajah Palestina ternyata hanya merupakan sandiwara semata. Pada kenyataannya, Syiah Hizbullat justru melakukan pembantaian terhadap warga Muslim Palestina, dimana terdapat sebanyak 3100 orang antara yang terbunuh dan terluka sejak tanggal 20 Mei 1985 sampai 18 Juni 1985.
Red : Wijat
Post A Comment:
0 comments: