SUATU kali di tahun 2010, Mursyid Aam Ikhwan ketika itu, Mahdi Akif memberikan pandangannya tentang Syiah. Syiah—menurut Akif di harian Al-Sharq al-Awsat—bukan hanya tentang doktrin ataupun dunia Arab, tapi hal ini menyangkut penyebaran pengaruh Iran di semua negara Arab.
Ikhwan menyoroti kecenderungan revolusi yang terjadi dalam pemikiran pada rakyat Arab di Timur Tengah di bawah paham politik Syiah. Yang menarik, Ikhwan ternyata tidak sedikit pun mengomentari bahaya Iran dan nuklirnya, ataupun kemungkinan negara Syiah itu diserbu oleh Israel dan AS serta sekutu-sekutunya. Inilah inti dari permasalahannya.
Walau orang Arab penganut Syiah juga merupakan jelas warga Arab, kenyataannya ada beberapa hal yang menggarisbawahinya. Apa yang membedakan rakyat dengan sebuah negara adalah magnet afiliasi dan kepentingan mereka terhadap tanah airnya itu. Dalam kasus Hizbullah misalnya, beberapa kader Ikhwan di Mesir menunjukan sikap keras dan lebih tak bersahabat.
Di Iran sendiri, ada beberapa pihak yang menjadi oposan rejim Mullah dan sistem Wilayah al-Faqih. Mereka ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Media massa dan kantor mereka di tutup secara sistematis. Bahkan orang yang terlibat dalam revolusi Iran pun sebagian tidak menyangka perkembangan seperti ini. Ikhwan telah dengan jelas membatasi bahwa sikap mereka ini antara Syiah dan Sunni.
Baca
artikel selengkapnya di PERISTIWA KARBALA
tafhadol
Akif dengan tegas menyatakan Ikhwan sama sekali tidak pernah mengakui Syiah sebagai rekan perjuangan dalam menegakan Islam. “Sebagai sebuah negara Syiah dan kekuatan non-Arab, Iran tidak pernah berada dalam daftar kartu Ramadhan Ikhwan,” ucapnya.
Menurut Akif, hanya Mesir, Iraq, Yordan, dan Arab Saudi yang menolak Syiah, selebihnya, negara-negara Arab menyambut gerakan dan paham ini.
“Hizbullah itu mitra rejim Iran, sedangkan Ikhwan adalah Muslim sunnah,” ucap Akif.
Mahdi Akif angkat suara ketika itu sehubungan dengan hubungan antara Mesir dan Lebanon, khususnya dengan Hizbullah, yang memanas.
Sikap tegas Ikhwan ini memang menuai beberapa kecaman dari masyarakat Arab di negara-negara Arab, disebabkan tengah merebaknya Syiah sebagai paham yang banyak diminati dan diikuti oleh sebagian negara-negara Islam, terutama kaum mudanya.
Di tahun 2013, ketika Ikhwan menguasai Mesir, sendi-sendi Syiah merembes di semua lini yang diperlukan untuk menghancurkan kekuasaan dalam sebuah kudeta: Tamarrod, ElBaradei, al-Sisi plus militernya, dan jika tidak terlalu naïf atau berlebihan, Amerika dan Israel di balik meja diplomasi. [sa/islampos/al-awsat]
Post A Comment:
0 comments: